Senayan City, Mal Anak Gaul Selatan

Satu lagi mal yang digemari anak-anak Jakarta untuk shooping, nge-gym, atau hanya sekedar kongkow; Senayan City, atau yang biasa orang-orang sebut Sency! Dari hasil survei yang didapat, alasan kenapa banyak yang datang ke Sency adalah karena terdapat berbagai macam cafe dan tempat-tempat shooping yang nyaman dan cukup hits di kalangan anak muda.

S__4661353

Nah, kali ini, JakartaYuk akan mengulas tentang mall Senayan City yang berada di Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta Pusat. Dari lantai ground, ada XKTV buat yang mau karaoke seru-seruan. Cafe-cafe lucu juga bisa ditemukan di lantai yang sama.

S__4661352

S__4661351

Bagi yang lagi cari sale akhir tahun, monggo mampir! Banyak tenant brand dari kelas menengah hingga papan atas sedang tebar-tebar diskon disini! Dari 20% sampai 60%, menggiurkan, bukan? 😉

S__4661343

S__4661347

S__4661349

Di Sency ada XXI dengan film-film ter-updated buat yang suka nonton, bisa olahraga juga di Fitnes Firts, dan buat yang hobi koleksi kacamata bisa mampir ke i wear. Bahkan untuk adik-adik kecil yang pengen potong rambut atau bermain salon-salon, ada Kiddy Cuts Salon!

S__4661345

S__4661348

S__4661350

S__4661344

See you di post berikutnya! Enjoy Jakarta 😉

Catatan ;

Transportasi ———-
Koridor 1 (Blok M – Kota) – Halte Bundaran Senayan
Tempat transit;Transit;
-Halte Semanggi ke Halte Bendungan Hilir, apabila dari koridor 9 (Pluit – Pinang Ranti)
-Halte Dukuh Atas 2 ke Halte Dukuh Atas 1, apabila dari koridor 4 (Pulogadung – Dukuh Atas 2) dan koridor 6 (Ragunan – Dukuh Atas 2)
-Halte Harmoni Central Busway, apabila dari arah koridor 2 (Pulogadung – Harmoni), koridor 3 (Kalideres – Pasar Baru), dan koridor 8 (Harmoni – Lebak Bulus).
-Halte Kota, apabila dari arah koridor 12 (Pluit – Tj. Priok)

Dari halte Bundaran Senayan, berjalan mengikuti denah berikut;

13

Kilas Balik Perjalanan Indonesia di Jl. Antara No.56

Melangkah semakin jauh dari titik awal ia berdiri, untuk bisa tetap tegak, bangsa ini harus lebih mampu menolak lupa terhadap peristiwa-peristiwa penting enam puluh sembilan tahun silam. Terutama ditengah arus globalisasi yang menjadi tren abad ke-21, dimana sebagian besar masyarakat khususnya kaum muda mulai menomorduakan nasionalisme karena lebih mengenal bangsa lain daripada bangsanya sendiri. Sekarang juga, ketika generasi tua berhenti berkisah, sudah saatnya memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan era ini; menekan tombol “play”.

Maka demi sebuah perjalanan lintas waktu untuk tujuan tersebut, JakartaYuk berkunjung ke sebuah bangunan di Jl. Antara No. 59. Nama tempat itu adalah Museum dan Galeri Foto Jurnalistik ANTARA. Disinilah pertama kali gema proklamasi 17 Agustus ‘45 dipancarkan ke udara hingga terdengar oleh saudara sebangsa di pelosok nusantara hingga seluruh dunia, seperti isi sambutan yang tertulis di sisi depan bangunan ini.

DSC_0314

Bangunan ini terdiri dari dua lantai, yaitu Museum Jurnalistik ANTARA di lantai atas dan Galeri Foto Jurnalistik ANTARA di lantai bawah. Secara umum seluruh bangunan didominasi nuansa warna merah, yang menjadi ciri khas ANTARA. Semua koleksi jurnalistik ANTARA, terutama yang berhubungan dengan karya-karyanya selama masa kemerdekaan disimpan di museum lantai atas yang merupakan dua ruangan persegi digabung tanpa sekat, membentuk huruf L. Ada pula satu ruang kecil diatas tangga berbentuk kamar loteng yang berisi buku-buku.

IMG_3219

IMG_3182

Ditengah ruangan pertama, terdapat beberapa kursi mengelilingi meja kecil mirip ruang tamu dan diatasnya terdapat bola dunia berukuran cukup besar yang menggantung dekat dengan lampu.

IMG_3183

Apabila berjalan dari arah tangga di sebelah kiri terpampang cerita bergambar yang berbentuk panel empat kolom, yang mana masing-masing kolomnya berkisah mewakili suatu masa. Berjalan menuju jendela, masih di samping kiri, terdapat mural dinding yang menampilkan tokoh-tokoh bangsa dengan jargon-jargonnya yang abadi menggugah semangat. Lalu ada meja dan kursi di pojok ruangan yang menyerupai meja kerja seorang wartawan pada masa itu.

IMG_3202

IMG_3191     IMG_3194

IMG_3188

Sedangkan dari arah tangga di sebelah kanan dapat ditemukan pintu kaca menuju ruangan-ruangan yang tampaknya menjadi tempat kerja para wartawan ANTARA yang masih digunakan hingga saat ini. Lalu terdapat beberapa visualisasi yang berhubungan dengan sejarah ANTARA, dari replika miniatur gedung hingga daftar riwayat pemimpin kantor berita ini.

IMG_3178

IMG_3179

IMG_3180

Kemudian, ruangan paling ujung yang menjorok ke kanan, itulah tempat diabadikannya berbagai naskah berita dan foto-foto era kemerdekaan, dari masa proklamasi dan kegentingan tahun-tahun sesudahnya. Semua arsip ini memberi gambaran pentingnya peran pers pada masa itu.

IMG_3159

IMG_3187     IMG_3164

IMG_3169

Di tengah-tengah ruangan ini, ada meja unik yang penuh dengan semacam tempelan stiker tentang berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia, event-event, liputan khusus ANTARA, serta ditengahnya terdapat keterangan bahwa ini dibuat sebagai peringatan hari jadi ANTARA yang ke-20 tahun. Di dinding paling ujung, tampak sebuah sepeda motor kuno yang digantungkan menempel ke tembok.

IMG_3155

IMG_3176

Di museum ini juga terdapat berbagai alat-alat penulisan berita yang dulu digunakan oleh ANTARA, serta sistem informasi seperti fax dan radio. Apabila jenuh dengan suasana di dalam museum, bisa sejenak keluar ke balkon yang menawarkan pemandangan wilayah Pasar Baru.

IMG_3157

IMG_3170

IMG_3184

IMG_3181

IMG_3196

IMG_3156

Menuruni tangga, pengunjung disuguhi interior dinding yang berkisah tentang peresmian kantor berita ANTARA disertai slogan-slogannya.

IMG_3204

IMG_3215

IMG_3203

Lantai bawah digunakan sebagai ruang pamer foto-foto jurnalistik para wartawan yang mengusung konsep berbeda-beda setiap periode waktu tertentu. Bulan November lalu, pameran berjudul OJK (Otoritas Jasa Keuangan) berbeda dengan Desember ini yang mengusung judul SENTARUM (Perjalanan ke Tanah Leluhur). SENTARUM memamerkan foto-foto hasil karya jurnalistik dalam memberitakan kondisi alam Danau Sentarum yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat,kearifan lokal serta budaya masyarakatnya, sebagai salah satu wilayah pedalaman nusantara.

IMG_3218

IMG_3233

IMG_3239

IMG_3242

Tepat di depan pintu masuk adalah pos penjaga yang sekaligus menjadi pusat informasi.

IMG_3223

Ada sebuah obyek yang cukup menarik dibelakang pos penjaga, yaitu patung seorang wartawan dengan posisi memotret kearah pintu masuk. Ukuran dan bentuk sangat mirip dengan manusia sungguhan. Beberapa kali kesini, JakartaYuk masih saja merasa kaget dengan keberadaan patung ini, terutama jika suasana sedang sepi.

IMG_3220

Ya, museum yang buka setiap hari kecuali hari Minggu dan hari libur nasional ini seringnya sepi walaupun tidak memberlakukan biaya masuk sepeserpun kepada pengunjung alias gratis. Padahal, banyak manfaat yang bisa didapatkan apabila berkunjung ke tempat yang merupakan gudang informasi berharga bangsa ini. Detail-detail peristiwa yang dirangkum, ditata dan disajikan dengan apik dan menarik serta modern dapat menambah wawasan dan meningkatkan kecintaan terhadap negeri Indonesia. Disinilah tempat yang paling cocok untuk napak tilas ke masa lalu mempelajari sejarah bangsa.

See you di post berikutnya, Enjoy Jakarta! 😉

 DSC_0312

Catatan;

Transportasi—————–
Koridor 3 (Kalideres-Pasar Baru) – Halte Pasar Baru

Tempat Transit;
-Harmoni Central Busway apabila dari arah koridor 2 (Pulo Gadung-Harmoni), arah koridor 8 (Lebak Bulus-Harmoni), dan arah koridor 1 (Blok M-Kota)
-Halte Grogol 1 ke Halte Grogol 2, apabila dari arah koridor 9 (Pluit-Pinang Ranti)

Dari halte Pasar Baru, cukup berjalan kaki menuruni jembatan penyeberangan ke arah kiri dan berjalan mengikuti denah berikut;

12

Taman Suropati, Saksi Sejarah dan Teman Belajar

Banyak orang, khususnya para pendatang, mungkin akrab dengan nama “Taman Suropati” namun seringkali tanpa mengetahui dimana keberadaannya. Walaupun berlokasi tidak jauh dari Monumen Nasional, tampaknya kepopuleran Monas tidak sampai ke tempat ini. Memang, Taman Suropati berukuran jauh lebih kecil, namun potensi yang dimiliki sebenarnya tidak kalah lho untuk menjadi pilihan escape sejenak dari hiruk-pikuk ibukota saat akhir pekan atau untuk sekedar menghabiskan senja.

1

Taman Suropati memiliki total luas 16.322 m2, berbentuk lingkaran serta dikelilingi pepohonan rindang dengan formasi dedaunan yang cukup rapat melebar sehingga sangat sejuk di siang hari. Saat malam, lampu-lampu dengan cahaya kuning yang berjejer mengapit jalan-jalan setapak menciptakan suasana teduh hangat. Ada banyak bangku panjang untuk tempat duduk para pengunjung, terdapat air mancur yang suara alirannya menenangkan, serta tentu saja aneka jajanan yang dijual oleh para pedagang makanan.  Oke, lalu apa bedanya dengan taman-taman kota yang lain?

2

Taman Suropati dan sekitarnya begitu spesial karena memang berada di wilayah antik, Menteng, yang kental dengan kisah sejarah. Berangkat dari statusnya sebagai taman kota pertama di Jakarta dengan nama awal “Burgemeester Bisschopplein” –terinspirasi dari nama walikota (burgemeester) pertama Batavia, GJ Bisschop- kini dinobatkan sebagai Taman Persahabatan Seniman ASEAN. Taman ini dianggap sebagai lokasi yang tepat, karena strategis serta cukup terawat dan aman, untuk peletakkan patung-patung hasil karya para seniman berbakat asal negara-negara ASEAN.

4 3

Terdapat patung-patung dari negara-negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, Singapore, Indonesia, Brunei Darussalam, dan Philippine dengan judul-judul yang berbeda namun berakar dari satu konsep yang sama yaitu; Persatuan. Patung-patung yang menjadi simbol kerjasama ASEAN dalam bidang kesenian dan budaya tersebut dibuat oleh para pematung asal negara masing-masing di workshop yang berada di Taman Ismail Marzuki, bahkan beberapa pematung langsung mengerjakan di Taman Suropati.

Pada beberapa tahun kedepan, semakin lama, nilai sejarah Taman Suropati dengan keberadaan patung-patung tersebut tentu akan semakin “antik”.

Selain sejarah, konsep ruang terbuka sebagai sarana belajar mengenal alam juga turut menambah keistimewaan Taman Suropati. Bisa ditemukan papan informasi tentang jumlah dan jenis tanaman vegetasi yang menjadi komposisi taman ini, yaitu mencapai 93 pohon pelindung. Sedangkan untuk pembelajaran fauna, terdapat cukup banyak merpati yang bersarang di rumah panggung dalam area taman.

5

Suasana taman ini memang sangat cocok untuk belajar ataupun refreshing. Buktinya, banyak komunitas ibukota yang memfavoritkan Taman Suropati sebagai tempat berkumpul, diantaranya adalah komunitas Taman Suropati Chambers yang terdiri dari sejumlah pemain biola dan gitar, juga komunitas fotografi yang sering hunting di taman ini.

See you di post berikutnya! Enjoy Jakarta 😉

Catatan ;

Transportasi ———-
Koridor 6 (Dukuh Atas 2 – Ragunan) – Halte Latuharhari
Tempat transit;
-Halte Dukuh Atas 2 apabila transit dari koridor 1 (Blok M – Kota) dan koridor 2 (Pulogadung – Dukuh Atas 2)
-Halte Kuningan Barat dan Kuningan Timur apabila transit dari koridor 9 (Pluit – Pinang Ranti)

Dari Halte Latuharhari, berjalan sekitar 10-15 menit sesuai denah berikut;

11

Keong Mas, Teater Kebanggaan Indonesia

Di era multimedia seperti sekarang ini, keberadaan teater atau bioskop cukup vital sebagai sarana masyarakat memperoleh informasi, pembelajaran dan hiburan melalui menonton film. Di Jakarta sendiri, terdapat cukup banyak bioskop dan teater dengan konsep yang beragam. Salah satunya, yang cukup unik, adalah teater Keong Mas di Taman Mini Indonesia Indah.

1

Dinamai Keong Mas karena bentuk bangunannya menyerupai keong. Selain itu, “Keong Mas” sendiri adalah judul cerita rakyat yang telah melegenda sebagai salah satu simbol budaya sekaligus kisah hiburan tradisional Indonesia.

2

Penggunaan simbol Keong Mas turut menegaskan tujuan didirikannya teater ini yaitu sebagai sarana rekreasi pendidikan dan untuk memperkenalkan kekayaan alam Indonesia dan budayanya melalui film-film yang ditampilkan. Primadona tontonan yang telah ada sejak pembukaan teater ini adalah seri “Indonesia Indah” yang terdiri dari 4 film.

5

Film-film lainnya yang juga berbasis pendidikan namun lebih beragam tentang sejarah bumi, biologi, antariksa, dan lain-lain, adalah To Fly, Speed, The Dream is Alive, Beavers, Blue Planet, The First Emperor of China, To the Limit, The Secret Life on Earth, Mexico, The Living Sea, Island Adventure, T-Rex; Back to the Cretaceous, Adrenaline Rush, Special Effects, Niagara, Forces of Nature, Grand Canyon, Mystic India, Dinosaurs Giants of Patagonia, Wild Ocean, Journey to Mecca, Africa the Serengeti, Arabia, Born to be Wild, dan Flying Monsters.

6 7

Film yang lebih populer seperti Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, Spiderman 2, Madagaskar Escape 2 Africa, Star Trex, dan Transformer 2 juga dapat disaksikan di teater Keong Mas.

Dengan menawarkan sensasi menonton yang berbeda dan unik dengan segala peralatan canggih audio visualnya, teater Keong Mas memberlakukan harga tiket untuk seat kategori umum atau biasa adalah Rp30.000,-/orang  dan Rp50.000,-/orang untuk kategori VIP atau balcon.

3

Teater berkapasitas kurang lebih 1000 orang yang diresmikan pada 20 April 1984 ini menggunakan teknologi proyektor imax yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terdepan dalam inovasi teater pada saat itu. Bahkan, teater imax Keong Mas sempat mewakili Indonesia menyabet rekor teater dengan layar terbesar di dunia dan dicatat di Guiness Book of Record serta memenangkan rekor MURI sebagai bangunan replika terbesar di Indonesia.

4

See you di post berikutnya, Enjoy Jakarta! 😉

Catatan;

Transportasi—————–
Koridor 9 (Pluit Pinang Ranti) – Halte Garuda Taman Mini

Transit;
-Halte Pluit dan Halte Penjaringan apabila dari arah koridor 12 (Pluit-Tj. Priok)
-Halte Grogol 1 ke Halte Grogol 2 apabila dari arah koridor 8 (Harmoni-Lebak Bulus)
-Halte Bendungan Hilir ke Halte Semanggi apabila dari arah koridor 1 (Blok M-Kota)
-Halte Kuningan Timur ke Halte Kuningan Barat apabila dari arah koridor 8 (Dukuh Atas-Ragunan)
-Halte BNN apabila dari arah koridor 7 (Kampung Melayu-Kampung Rambutan)
-Halte Cawang UKI apabila dari arah koridor 10 (Tj. Priok-PGC)